Monday, March 21, 2011

Contoh bab 3 tesis: Strategi Presentasi Diri di Situs Jejaring Sosial

Pendahuluan
Ada konflik yang sangat nyata antara cara pengguna memahami identitas mereka secara online dan ekspresi yang didukung oleh aplikasi komersial. Piranti lunak secara khusus membentuk dan menopang presentasi diri dengan cara tertentu, sering kali dalam bentuk membatasi atau mendukung pengguna membentuk identitas mereka dalam garis yang diterima secara komersil. Mekanisme spesifik dimana hal ini dapat dicapai paling mudah dipahami dengan meletakkan ruang online tertentu dibawah mikroskop. Dalam bab ini, penulis melakukan pemeriksaan mendalam pada situs-situs jejaring sosial (SJS) seperti Facebook, MySpace dan Friendster. Tujuan penulis adalah menunjukkan bagaimana orang memilih menyajikan diri mereka lewat situs berbasis profil dan bagaimana struktur situs mendukung tipe tertentu presentasi identitas.
Dalam bab ini, penulis memperkenalkan jasa jejaring sosial dan membahas dengan singat teori dasar analisa jejaring sosial yang mempengaruhi desain aplikasi ini. Penulis terutama melihat pada keluasan ruang dalam situs ini untuk presentasi diri dan ekspresi identitas, dan asumsi problematis yang mendukung struktur ini. Walaupun ada masalah inheren seperti ini, para pengguna telah mengadopsi sejumlah strategi kreatif untuk menghadapi pembatasan oleh teknologi ini. Selanjutnya, penulis mensituasikan situs jejaring sosial dalam konteks yang lebih besar dari internet komersial, sebagai yang telah di bahas dalam bab sebelumnya. Karenanya, asumsi aplikasi teramalkan pada sifat mencari untung dari situs, dan cara dimana identitas diperdagangkan terkait secara mendasar dengan spesifikasi pembangkitan pendapatan.
Jasa Jejaring Sosial
Dalam tiga tahun terakhir, situs jejaring sosial telah tumbuh populer pada pengguna internet di penjuru dunia. Friendster, aplikasi jejaring sosial original, didirikan tahun 2002, memiliki basis tujuh belas juta pengguna, dan telah memicu sejumlah industri kecil untuk menyaingi. Beberapa situs ini, seperti MySpace dan Facebook, berhasil melewati Friendster dalam popularitasnya dengan mentargetkan populasi khusus dan menggunakan fitur baru secara beraturan. Yang lainnya, seperti Microsoft’s Wallop, Rojo, dan Yahoo!360, menggabungkan jejaring sosial dengan fungsionalitas sosial tambahan seperti RSS feeds, blog dan picture sharing. Secara keseluruhan, ada beberapa ratus situs jejaring sosial saat ini, termasuk Tribe.net, Jobster, Dogster dan Orkut. (Meskill, 2005)
Semua aplikasi ini secara umum berdasarkan pada gagasan umum yang ditarik dari analisa jejaring sosial: bahwa jaringan sosial terartikulasi publik memiliki manfaat. Yaitu, memungkinkan aktor mengkodifikasi, memetakan dan memandang ikatan relasional antara mereka dan orang lain dapat memiliki konsekuensi positif. Situs jejaring sosial dirancang khusus untuk memfasilitasi interaksi pengguna untuk berbagai tujuan, terutama pacaran, jaringan bisnis dan promosi. Walau begitu, penulis menyatakan bahwa generasi piranti lunak jejaring sosial saat ini problematis dalam beberapa hal, khususnya dalam tipe presentasi diri yang tertanam dalam aplikasi. Tipe strategi presentasi diri yang dimungkinkan aplikasi secara langsung mempengaruhi tujuan komersil situs tersebut bukannya kebutuhan pegguna. Sebagai hasilnya, pengguna menerapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan utilitas jaringan dan mengatasi asumsi komoditas ini.
Penting untuk tetap mengingatk kalau situs jejaring sosial adalah teknologi yang masih belum dewasa. Amin dan Thrift (2002) menulis mengenai threshold “tek terlihat” sebuah teknologi, atau titik dimana ia digunakan tanpa berpikir. Sebagai contoh, saat kita mengganti saluran televisi, kita tidak berpikir “Saya akan mengambil dan menggunakan remote control yang akan mengganti saluran menggunakan transmisi inframerah”, tapi, kita hanya memikirkan fungsinya yaitu mengubah saluran. Teknologi yang memfasilitasi proses ini menjadi tak terlihat. Sebaliknya, pengguna situs jejaring sosial umumnya berfokus pada penggunaan aplikasi, bukannya manfaatnya. Tetap belum terlihat apakah situs jejaring sosial akan hidup dengan kebaruannya dan menjadi bagian berguna dari struktur sosial pengguna internet.
Analisa Jejaring Sosial
Jasa jejaring sosial memungkinkan pengguna mengartikulasikan dan memetakan hubungan mereka secara publik dengan orang, organisasi dan kelompok. Walaupun ada perbedaan antara berbagai aplikasi jejaring sosial, mereka cenderung memiliki struktur dasar yang sama. Seorang pengguna baru mulai dengan menciptakan akun, mengisi profil, mencari pengguna lain dan menambahkan orang lain ke daftar temannya. Ketika orang telah membangun jaringan “teman”, mereka menjadi terhubung pada jaringan teman ke teman yang lebih besar. Tergantung pada situs jejaring sosialnya, pengguna dapat menjelajahi profil individu lain (beberapa situs membatasi kemampuan anda untuk menjelajahi profil dalam “jaringan diperluas” anda, atau orang yang terpisah dari anda dengan dalam “derajat” tertentu). Untuk menemukan orang tertentu, pengguna dapat mencari profil berdasarkan nama atau alamat email atau menjelajahi jaringan dengan kriteria tertentu (nama sekolah, single dibawah 30 tahun di Bogor, orang yang menyukai ST12). Dalam situs tersebut, pengguna dapat mengirim pesan satu sama lain, chat, posting ke bulletin boards dan menulis “testimonial” untuk temannya. Sebagian besar situs jejaring sosial memasukkan tampilan masyarakat yang memungkinkan pengguna membahas mengenai aktivitas dan minat bersama, dan yang lain memasukkan weblog, jurnal dan photo sharing kedalam setting mereka.
Sebelum menyelam kedalam kekhususan presentasi identitas, penulis ingin mensituasikan situs jejaring sosial ke dalam analisa jejaring sosial (AJS), yang memungkinkan peneliti mempelajari pola sosial level mikro dengan mengkaitkannya dengan teori sosial level makro (Granovetter, 1973). Garton, Haythornthwaite dan Wellman (2003) mendefinisikan sebuah jaringan sosial sebagai “sekumpulan orang (atau organisasi atau entitas sosial lainnya) yang terhubung lewat seperangkat hubungan sosial, seperti pertemanan, pekerjaan atau pertukaran informasi.” Analisa jejaring sosial melibatkan pemetaan dan pengukuran hubungan antara noktah jaringan, atau orang, entitas dan kelompok, untuk memeriksa aliran informasi antar ikatan. Analisa jejaring sosial memungkinkan peneliti memandang jaringan baik secara visual maupun matematis (Krebs, 2004) untuk meramalkan aliran informasi, jaringan pertemanan dan pola perilaku. Peneliti yang menggunakan analisa jejaring untuk mempelajari perilaku manusia umumnya beranggapan kalau cara aktor atau noktah berperilaku tergantung pada hubungan mereka (ikatan) dan pola sosialnya (struktur). Saat menggunakan analisa jejaring untuk meneliti, misalkan, peristiwa atau gerakan historik, struktur budaya, politik dan normatif umumnya dikesampingkan untuk melihat lebih dekat jaringan yang dipetakan (Emirbayer dan Goodwin, 1994).
Sebagai contoh, Granovetter (1973) menggunakan analisa jejaring sosial untuk meramalkan bagaimana dua orang, masing-masing terhubung ke orang ketiga lewat sebuah “ikatan kuat”, akan berperilaku pada satu sama lain. Catat bahwa kekuatan sebuah ikatan ditentukan lewat sejumlah kriteria yang mencakup jumlah waktu yang dihabiskan kedua orang bersama, intensitas emosi mereka, jumlah keintiman dan “jasa resiprokal yang mencirikan ikatannya.” Ambil contoh Dwi, seorang aktor, atau noktah, dalam sebuah jaringan sosial, dan dua teman terdekatnya, Astuti dan Ajeng. Granovetter berpendapat kalau Astuti dan Ajeng akan memiliki ikatan yang setidaknya lemah satu sama lain karena keterikatan kuat bersama mereka pada Dwi. Lebih jauh, mungkin kalau Astuti dan Ajeng akan berikatan kuat satu sama lain, karena hubungan antara keduanya akan memperkuat ikatan mereka pada Dwi. Karenanya, faktor yang paling penting dalam meramalkan perilaku Astuti dan Ajeng satu sama lain adalah peran mereka dalam jaringan yang menghubungkan mereka dengan Dwi.
Pada point ini berguna membedakan antara masyarakat dengan jejaring sosial. Elemen kunci dalam jejaring sosial adalah jejaring itu sendiri, yang dapat tersusun dari banyak masyarakat yang saling hubung, atau unsur yang terkaitkan oleh satu ikatan lemah. Masyarakat, di sisi lain, menunjukkan sekelompok orang yang dihubungkan oleh minat bersama atau keberumuman (lihat Wellman, 1997 dan 2001; Rheingold, 2000). Walaupun masyarakat dapat merupakan jejaring sosial, jejaring sosial bukanlah masyarakat.
Dengan pertimbangan ini, bagaimana pendekatan analisa jejaring sosial dalam interaksi online? Dapatkah ia mencakup masyarakat atau aktor maya yang hubungan utamanya dilakukan secara online? Garton, Haythornthwaite dan Wellman (1997) berpendapat kalau analisa jejaring sosial dapat dengan mudah diterapkan pada interaksi sosial yang terjadi secara online. Sebagai contoh, analisa jejaring sosial dapat digunakan untuk mempelajari pola aliran informasi, khususnya bentuk-bentuk yang sangat efektif secara online (aliran informasi viral atau memetik, misalnya). Kedua, pengarang mengajukan kalau jejaring online sangat berguna untuk membangun ikatan lemah, karena kemajuan sosial terkait dengan menghubungi ikatan lemah lebih rendah pada saat online daripada dalam dunia nyata. Dengan cara ini, jejaring sosial online dapat lebih mudah dijembatani daripada dalam jejaring sosial dunia nyata, memungkinkan informasi dikirim ke kelompok aktor yang lebih besar dan lebih luas. Pada akhirnya, jejaring sosial online memungkinkan orang berinteraksi walaupun terpisah pada jarak atau keruangan fisik, dan dapat, dalam beberapa kasus, memungkinkan orang menjembatani hirarki sosial pula. Bukan hanya analisa jejaring sosial berguna untuk melihat interaksi online, interaksi online khususnya cocok untuk membangun dan menggunakan jejaring sosial.
Situs Jejaring Sosial
Karena jejaring sosial online dapat menjadi subjek gaya yang sama yang dipelajri oleh analis jejaring sosial dalam jejaring sosial offline, janin dibalik penciptaan situs jejaring sosial formal adalah untuk membiakkan gaya-gaya ini (misalnya aliran informasi) untuk manfaat instrumental. Penting dicatat kalau baik jejaring sosial informal maupun formal telah ada secara online; masyarakat online ada dalam berbagai array situs, mulai dari jaringan video game dan chat room untuk fan, bulletin boards, professional listserv dan jaringan seniman informal yang bekerja sama dalam musik dan video digital. Walau begitu, situs jejaring sosial berasal baik dalam teori Granovetter dan idenya serta penekanan dunia bisnis pada jaringan. Sementara para pendiri beberapa layanan (Wallop, misalnya) dan lainnya (seperti pendiri Friendster, Jonathan Abrams) mengklaim besarnya pengaruh dari analisis jejaring sosial, mereka sesungguhnya mengabaikan teori tersebut (boyd, 2005), karena keberumuman adalah manfaat jejaring sosial yang sesungguhnya. Situs jejaring sosial saat ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengguna menemukan pekerjaan, pasangan, teman baru, apartemen dan lainnya lewat jaringan teman diperluas.
Informasi menyebar dalam situs jejaring sosial lewat dua cara. Pertama, ikatan lemah adalah cara paling efektif dalam mengumpulkan dan memilah informasi. Ikatan lemah berfungsi sebagai jembatan bagi populasi diluar lingkaran sosial dekat seseorang dan menghubungkan kelompok-kelompok terpisah. Granovetter menulis:
Apapun yang akan berdifusi dapat mencapai jumlah orang yang besar, dan melintasi jarak sosial yang lebih besar (yaitu panjang jalur), saat lewat melalui ikatan lemah daripada lewat ikatan kuat. Bila seseorang mengatakan sebuah gosip pada semua teman dekatnya, dan mereka melakukan hal yang sama, banyak yang akan mendengar gosip tersebut dua atau tiga kali, karena mereka yang terhubung dalam ikatan kuat akan cenderung berbagi teman (Granovetter, 1973:1336)
Situs jejaring sosial meningkatkan jembatan ke kelompok selain teman dekat seseorang dengan memfasilitasi pertemanan ikatan kuat dan lemah. Selain itu, kemampuan memposting pesan di papan buletin yang mencapai semua orang yang ada di daftar teman seseorang memungkinkan jaringan diperluas ini digunakan untuk manfaat instrumental. Seperti itu pula, pesan yang di posting di papan buletin dan jasa blog dari ikatan kuat dan lemah dapat dilihat (Donath dan boyd, 2004).
Kedua, tujuan keseluruhan situs jejaring sosial adalah memfasilitasi pengguna membuat hubungan baru lewat layanan tersebut (Ibid). Situs jejaring sosial berpredikat pada gagasan kalau bertemu orang baru dan meningkatkan jaringan sosial seseorang itu berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dalam jaringan. Layanan ini kemudian mempermudah pengguna menghubungi orang secara langsung di luar jaringan dekatnya. Bila pengguna mencari orang tertentu, seperti teman lama dari masa kuliah, mereka dapat mencari berdasarkan nama atau alamat email. Secara kurang formal, pengguna dapat menjelajah dan melihat profil pengguna lain, walaupun mereka bukan teman. Profil yang tersedia bagi pengguna untuk dilihat tergantung beragam faktor, termasuk berapa banyak derajat pemisahan yang ada antara kedua orang dan pilihan privasi yang tersedia (sementara beberapa situs jejaring sosial memungkinkan pengguna melihat profil siapapun dalam jaringan, yang lain, seperti facebook, memiliki pilihan privasi yang baik sehingga pengguna dapat memilih siapa yang berhak melihat informasi pribadinya).
Penting untuk dicatat kalau ada pra asumsi kepercayaan terlibat dalam situs jejaring sosial yang berbeda dari katakanlah jasa pribadi online. Danoth dan boyd menemukan sejumlah tampilan situs jejaring sosial yang menunjukkan hal ini. Pertama, situs jejaring sosial secara publik menunjukkan hubungan partisipan dengan orang lain sebagai bagian dari profil mereka. Hubungan ini dapat pertama membantu menemukan identitas partisipan sebagai identitas yang otentik, karena informasi kontekstual dapat dikumpulkan dari jaringan publik. Kedua, ketersediaan jaringan teman dapat memberi pemeriksaan pada orang yang salah menunjukkan diri mereka di profil, karena mereka seperti kurang dapat berbohong dalam konteks jaringan sosial offlinenya. Ketiga, jaringan yang terlihat memungkinkan pengguna memeriksa pasangan atau rekan bisnis potensial; bila ada teman bersama (atau bahkan teman dari teman) yang umum, pengguna dapat mengirimkannya pesan dan memeriksa kalau Yongki memang benar orang yang baik seperti yang terlihat di profilnya (Ibid)
Sayangnya, rating kepercayaan yang biner (teman atau bukan teman) yang terbatas dalam situs jejaring sosial ini tidak cukup untuk menentukan secara teliti apakah ikatan seseorang dapat dipercayai (Golbeck dan Hendler, 2005). Lebih jauh, berdasarkan pengalaman penulis, penulis telah menemukan kalau mahasiswa penulis lebih mungkin menunjukkan informasi yang sangat pribadi (nomer telepon, lokasi kamar di asrama dan jadwal kuliah) dalam situs jejaring sosial populer, facebook.
Presentasi Diri dalam Situs Jejaring Sosial
Presentasi diri dalam aplikasi jejaring sosial terjadi terutama dalam profil pengguna yang sangat terstruktur dan multi modal. Untuk memahami presentasi ini, kita dapat merujuk kembali teori Goffman mengenai kinerja identitas pentas depan dan pentas belakang, seperti telah dibahas dalam bab pertama (Goffman, 1959). Pertunjukan di pentas depan, dalam analisis Goffman, terdiri dari skenario-skenario dimana sebuah wajah ditampilkan secara publik, seperti seorang pelayan yang bekerja di sebuah restoran menunggu pelanggan. Pertunjukkan di pentas belakang, di sisi lain, terjadi dalam ruang pribadi yang disediakan untuk anggota kelompok, seperti dapur restoran. Seorang mahasiswa dapat menunjukkan identitas pentas depan di kelas, namun menyajikan pentas belakang saat berkumpul dengan teman-temannya saat pesta.
Dan seterusnya ….

No comments:

Post a Comment